Bandar Udara Yang Ada Di Maluku (Lengkap) - ANAK MALUKU
Bandar Udara Internasional Pattimura
Bandara Internasional Pattimura adalah Bandara internasional yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Bandara ini juga melayani kedatangan dalam negeri dengan luas landasan 2.500 m² dan luar negeri dengan luas landasan 400 m2. Bandara ini berjarak 38 kilometer dari kota Ambon. Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum dan kantor pos. Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon yang terdapat pada salah satu pulau di kepulauan Maluku merupakan daerah yang sangat strategis. Kepulauan Maluku mempunyai banyak pulau yang terbagi dalam 2 (dua) Provinsi yaitu Maluku Utara dengan ibu kota Sofifi dan Maluku dengan ibu kota Makarikil.
Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon berada di pulau Ambon Provinsi Maluku terletak pada posisi koordinat 03° 42’ 25’’ S dan 128° 05’ 23’’ T yang dikelilingi oleh lautan disebelah Utara laut Seram, Selatan laut Banda dan Timur laut Arafura. Bandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Penjajah Belanda. Pada tahun 1942 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh pendudukan Jepang untuk melawan pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. setelah kemerdekaan RI tahun 1945 Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Tahun 1975 berdasarkan surat keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan. Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai Lapangan terbang sipil dan sepenuhnya dikuasai oleh Departemen Perhubungan. Sejak tahun 1975 Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing Air North dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11 Oktober 1995 Pengelolaan bandar udara Pattimura Ambon dialihkan sepenuhnya kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) dan berstatus sebagai bandar Udara Kelas I. Pada tanggal 3 Maret 2004 Proyek Pengembangan Bandar Udara Internasional Pattimura diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Maskapai[sunting | sunting sumber]
Bandar Udara Karel Sadsuitubun
Bandar Udara Karel Sadsuitubun adalah bandar udara yang terletak di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku yang merupakan pengganti Bandara Dumatubun yang saat ini dialihfungsikan hanya untuk keperluan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Latar belakang
Bandar Udara Karel Sadsuitubun berlokasi di Desa Ibra, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Maluku Tenggara, Senin 26 Agustus 2013 tentang Agenda pemberian nama Bandara Baru yang berlokasi di Desa Ibra Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara menetapkan nama Bandara Karel Sadsuitubun-Maluku Tenggara.
Bandar Udara Karel Sadsuitubun diresmikan oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan pada hari Jumat tanggal 19 Desember 2014. Peresmian itu dilaksanakan serentak, bersamaan dengan peresmian 20 pelabuhan dan 10 bandara di seluruh Indonesia.
Bandar Udara Karel Sadsuitubun mulai beroperasi pada hari Senin tanggal 24 Februari 2014 yang ditandai oleh pendaratan pertama pesawat terbang dari maskapai Trigana Air (PK-YRN) yang di piloti oleh Capt. Hassanudin.
Pendaratan pertama oleh Trigana Air Service menandakan bahwa Operasional Bandara Karel Sadsuitubun sudah mulai dilaksanakan sehingga bandara yang lama (Bandara Dumatubun) sudah tidak dioperasikan lagi untuk Penerbangan Sipil karena hanya dipakai sebagai Pangkalan Udara (Lanud) AURI Dumatubun.
Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 1.600 meter x 30 meter. Landasan pacu tersebut direncanakan akan diperpanjang hingga 2.100 meter. Jarak bandara dari pusat kota sekitar 12 km. Bandar Udara Karel Sadsuitubun memiliki fasilitas stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) avtur.
Maskapai dan Tujuan Penerbangan
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Trigana Air Service | Ambon, Saumlaki, Dobo |
Wings Air | Ambon |
Garuda Indonesia | Ambon (Dimulai 1 Desember 2014) |
Aviastar | Larat, Saumlaki |
Bandar Udara Namlea
Bandar Udara Namlea adalah bandar udara yang terletak di Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 750 × 23 m. Jarak dari kota Namlea sekitar 6 km.
Pada Mei 2012 tidak ada penerbangan reguler komersial berjadwal yang terbang ke atau dari bandara ini. Sebelumnya bandara ini dilayani oleh Nusantara Buana Air.
bandar udara yang terletak di Kecamatan Namlea, Kabupaten Buru, Maluku. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 750 × 23 m. Jarak dari kota Namlea sekitar 6 km.
Bandar Udara Namrole
Bandar Udara Namrole adalah bandar udara yang terletak di Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan pacu 950 × 30 m. Jarak dari kota Namrole sekitar 10 km
Bandar Udara Bandanaira
Banda Udara Bandanaira (juga dikenal sebagai Bandara Banda) adalah bandar udara yang terletak di KepulauanBanda, provinsiMaluku, Indonesia (IATA: NDA). Kepulauan Banda merupakan tujuan wisata populer untuk para penyelam lautan. Kebanyakan turis datang antara bulan Februari–Mei dan September–Desember karena saat itu merupakan cuaca terbaik untuk snorkeling dan penyelaman laut dalam.
Bandar Udara Aru
Bandara Aru adalah bandar udara yang terletak di Kepulauan Aru, Maluku. Bandara ini memiliki panjang landasan pacu 1.950 meter dengan permukaan aspal, dan ketinggian 50 m di atas permukaan laut
Bandar Udara Matilda Batlayeri
Bandar Udara Matilda Batlayeri (IATA: SXK, ICAO: WAPS) terletak di Desa Tumbur, Kecamatan Wer Tamrian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Indonesia. Sebelumnya kabupaten ini memiliki Bandar Udara Olilit di tengah kota Saumlaki dan kini digantikan Bandara Mathilda Batlayeri yang mulai dioperasikan pada Mei 2014.
Bandara ini mempunyai panjang sekitar 1.640 meter dan lebar 30 meter, sehingga pesawat jenis ATR. Dinamakan Bandara Mathilda Batlayeri karena pahlawan perempuan tersebut berasal dari Tanimbar Maluku Tenggara Barat dan gugur di Kalimantan Selatan saat melawan pemberontak untuk mempertahankan Markas Kepolisian Kurau pada 1953.
Bandara ini dilirik sebagai pintu masuk turis asing melalui penerbangan dari Darwin, Northern Territory, Australia dengan lamanya penerbangan sekitar 45 menit. Hal ini dinilai mempermudah wisatawan dari Australia dan Pasifik pada umumnya, ke objek wisata terkenal di wilayah Indonesia Timur diataranya Wakatobi, Pulau Komodo, Pulau Banda, Lembah Baliem, Raja Ampat, Teluk Cenderawasih, Asmat dan Puncak Cartenz.
...Salam Gandong...
Komentar
Posting Komentar